Menolong Tiada Henti : In Memoriam, H. M. Asly Kaduppa (3-selesai)

Oleh: M. Tasbir Rais *

MEMANG benar, kehidupan H. Asly tidak hanya bersentuhan dengan dunia ekonomi dan bisnis semata dalam kapasitasnya sebagai seorang pengusaha sukses. Namun, H. Asly juga menapaki dunia dakwah dan pendidikan.

Karenanya, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulbar, Dr. Wahyun Mawardi, M.Ag menyebutnya sebagai Tokoh Pendidikan juga mengingat perhatian dan kepeduliannya yang luar biasa dalam aktivitas sosial-pendidikan. Apalagi, notabene bahwa H. Asly hingga saat ini masih tercatat sebagai Pengurus Dewan Pendidikan Polman Periode 2020-2024 yang dilantik Bupati Polman, H. A. Ibrahim Masdar di Taman Harmonis Kompleks Kantor Bupati Polman pada 09 September 2021 lalu.

Di luar itu, dalam lembaran sejarah tercatat bahwa H. Asly pernah pula menjadi Tim Seleksi Anggota Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Polewali Mamasa (Polmas) yang kemudian melahirkan Komisioner KPUD Polmas Pertama masa bakti 2003-2008: Drs. Syahrir Hamdani, Drs. H. M. Idrus, H. Bestari Badila, Fadhly Anwar, S.Sos, dan Sulihin Aziz, SS dengan terpilihnya Drs. Shahrir Hamdani (Pejuang Sulbar) sebagai Ketua KPUD Pertama di Bumi Tipalayo (Polman).

Sejurus kemudian, seperti yang kita tahu, H. Asly pun memberikan kontribusi positifnya saat proses pembentukan Provinsi Sulawesi Barat bersama dengan tokoh dan pengusaha Mandar sukses lainnya; H. M. Zikir Sewai dan H. Kalman Bora.

Dalam bidang keagamaan, H. Asly juga mendapatlkan kepercayaan dari pemerintah dan masyarakat untuk menjadi koordinator pembangunan dua masjid besar di Polman: Masjid Syuhada Polewali dan Masjid Merdeka Wonomulyo yang kini telah berdiri dengan megahnya. Tentu saja, trust (kepercayaan) yang diamanahkan kepadanya mengkonfrimasi bahwa betapa H. Asly adalah tipe manusia yang amanah dalam menjalankan tugasnya dengan baik.

Dan sekali lagi, H. Asly memang sangat layak mendapatkan kepercayaan yang lebih besar dari publik itu. Dalam konteks ini, dalam posisinya sebagai kader Muhammadiyah sejati, H. Asly telah mengkhidmatkan dirinya dalam peran keummatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.

Dalam pengkhidmatan itu, ada hal utama dan terpenting harus dicatat adalah sosoknya yang dermawan atau suka menolong tiada henti dalam orientasi sebanyak mungkin. Begitulah berbagai cerita atau kisah menarik yang terngiang-ngiang di telinga kita tentang ketulusannya dalam berderma.

Setidaknya, informasi sahih yang kita dengarkan langsung dalam Takziah lewat layar kaca zoom yang diinisiasi oleh pihak rektorat Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah (ITBM) Polman memperjelas bahwa H. Asly telah mewakafkan tanahnya di jantung Kota Mamuju untuk keperluan pembangunan Kantor PWM Sulbar. “Tidak perlu minta lokasi ke gubernur, ini ada tanah saya wakafkan untuk pembangunan kantor PWM,” tutur Dr. Wahyun Mawardi menirukan ucapan H. Asly.

Selanjutnya, Dr. Wahyun Mawardi menguraikan bahwa H. Asly mengharapkan bahwa kiranya dibangun masjid di area kantor PWM Sulbar yang bisa dimanfaatkan oleh para musafir beristirahat saat berkunjung ke Mamuju. “Insya Allah, amanah ini akan kita realisasikan dengan sebaik mungkin,” tutup Dr. Wahyun Mawardi.

H. Asly banyak membantu atau mendirikan berbagai lembaga pendidkan umum dan terutama pesantren. Tentu saja, kedermawanannya itu tidak saja diperuntukkan untuk Persyarikatan Muhammadiyah. Pun, untuk masyarakat secara luas.

Pimpinan Pondok Pesantren Ahlul Quran Polewali, Ust. Dr. H. Mujahid, Lc., M.A dalam testimoninya yang disampaikan langsung kepada Ketua Muhammadiyah Ranting Polewali, Muhammad Taslim menuturkan bahwa H. Asly itu adalah tipe tokoh Muhammadiyah yang sangat baik hati, pemurah, dan tidak ingin riya.

Suatu hari usai shalat subuh, cerita Ust. Mujahid, H. Asly mendatanginya di rumahnya yang terletak Kompleks Villa Mas Pekkabata. Rupanya, kedatangannya membawa berkah tersendiri bagi Ust. Mujahid. Sebab, di pagi itu, H. Asly mewakafkan sebagian tanahnya di Lingkungan Dara Kelurahan Darma Kecamatan Polewali untuk tujuan pembangunan pesantren yang kini telah berkembang pesat dengan santrinya yang berasal dari berbagai daerah di Tanah Air.

Dalam benaknya, diharapkan bahwa dengan kehadiran pondok pesantren tersebut akan lahir generasi rabbani, generasi yang sukses dengan posisinya selalu berada dalam garis ajaran Islam.

Persaksian jujur yang lain datang dari Imam Masjid Babussalam Karossa Mamuju Tengah, Ust. Aswandi, S.E., “Beliau yang menginfakkan hartanya untuk pondasi TK. Aisyiyah Karossa di awal-awal berdrinya PCM Karossa dan memotivasi kami untuk membangun AUM,” tulisnya di Grup WhatsApp Muhammadiyah Sulbar (01/03/2022).

Ketika Masjid Utsman Bin Affan Polewali yang merupakan AUM Cabang Polewali kedatangan imam baru dari Jawa, Ust. Isman Saleh, S.H., S.HI, seorang Alumni Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berasal dari Enrekang, H. Asly juga banyak memberikan perhatian dan bantuan modal usaha. Lihat saja, dengan segala keikhlasannya telah memberikan modal usaha berupa mesin fotokopi dan satu motor dinas untuk digunakan Ust. Isman dalam aktivitas kesehariannya.

Dalam perjalanan waktu, saya melihat bahwa aktivitas kedermawanannya semakin di depan (tampak) saat proses pendirian ITBM Polman. Untuk hal ini, saya sudah kehabisan kata-kata untuk menggambarkan segala kebaikan dan ketulusannya. Satu hal yang pasti, H. Asly adalah Bendahara ITBM Polman yang memiliki dedikasi dan integritas yang tak diragukan lagi.

Meminjam istilah Ketua PDM Polman, H. Abd. Azis Ghozal, H. Asly adalah tipe manusia yang menggunakan filosofi sedikit bicara dan banyak bekerja. Saya bersaksi sebagai orang yang terus mengikuti proses dari awal hingga resminya berdiri ITBM Polman, itu tampak jelas dalam rapat demi rapat dalam upaya kita memuluskan berdirinya ITBM Polman bahwa betapa tindakan atau amal salehnya mewujud dalam sebuah gerakan nyata (tahap eksekusi).

Kalau boleh jujur, saya pun harus mengatakan bahwa saya sendiri telah merasakan kebaikan yang tak bisa dianggap sepele dari H. Asly. Betapa tidak, tatkala saya menikah, paman saya Musa Andani Rio dan keluarga besar terdekat saya di Wonomulyo meminjam busnya untuk digunakan mengantar perjalanan cinta suci saya ke Kota Beradat (Baca: Bone).

Sekadar tahu saja, saya pun pernah bekerja di yayasannya sebagai guru komunikasi sekaligus diangkat sebagai Kepala Tata Usaha Pertama di SMK Darul Hasanah Wonomulyo miliknya itu yang telah berkembang atau mengalami kemajuan dengan pesatnya, sebagaimana berkembangnya pesantren miliknya yang lain di Desa Arjosari Wonomulyo: Pondok Pesantren Modern Darul Hasnah.

Kini, sang teladan yang bersahaja nan dermawan itu telah pergi selamanya menjemput kebahagiaan hakiki di sisi Allah Swt. Sungguh, Allah telah memakmurkan hatinya dengan cahaya makrifah. Ia telah memiliki kebahagiaan hakiki, yakni kebahagiaan jiwa, roh, dan hati.
H. Asly sudah kembali ke pangkuan Ilahi dengan mewariskan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan sejati. Hal itu dilakukannya dengan keikhlasan dan sepenuh hati dalam melakukan aktivitas apa pun, sehingga akan menghasilkan hati dan pikiran yang tenang dan bahagia.

Dengan kata lain, ia wafat saat seluruh energinya dipersembahkan secara total dalam menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran agamanya dengan konsep kesalehan sosialnya.

Benar, kebaikan dengan mewakafkan harta di jalan Allah adalah benih kemuliaan yang didapatkan oleh orang berilmu dan rajin beribadah. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah [1]: 261, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan) oleh orang-orang yang mewakafkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Allahumagfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu anhu. Artinya, ya Allah, ampunilah ia, berilah rahmat, kesejahteraan, dan maafkanlah ia. Amin ya Rabbal alamin.

* Penulis adalah Sekretaris Muhammadiyah Cabang Polewali, Polman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.